PERAN
PUSTAKAWAN DALAM PEMBENTUKAN CITRA PERPUSTAKAAN
Oleh: Chrisyandi Tri Kartika (09540011)
Oleh: Chrisyandi Tri Kartika (09540011)
Peran pustakawan sangat besar untuk
menumbuhkan citra perpustakaan di masyarakat, hanya saja ada beberapa
pertanyaan yang sedikit menggelitik telinga kita sebagai pustakawan, yaitu
apakah masyarakat tahu kata pustakawan? Siapa sih pustakawan itu? Apakah
pustakawan itu sama dengan profesi penjaga rel kereta api ? yang sama-sama
“membuka”, satunya kunci membuka rel jika kereta sudah lewat, satunya kunci membuka wawasan global.
Pandangan
masyarakat di Indonesia terhadap keberadaan profesi pustakawan masih kurang
begitu menghargai, malah mungkin diantara pustakawan sendiri yang kurang
menghargai profesinya termasuk juga mahasiswa ilmu perpustakaan di sebuah
perguruan tinggi yang malu untuk menjawab jika ada yang bertanya jurusan apa
yang diambilnya.
Pandangan
masyarakat itu pula yang banyak mempengaruhi kondisi internal atau citra diri
dari pustakawan itu sendiri antara lain merasa malu, tidak berarti, dan kurang
komitmen terhadap profesinya. Ini berpengaruh terhadap citra perpustakaan di
mata masyarakat, yang mengakibatkan program-program perpustakaan tidak berjalan
dengan semestinya, kinerja pustakawan semakin berjalan lambat, padahal sudah
banyak Peraturan Pemerintah yang sudah dibuat.
Secara
sederhana citra diri seorang pustakawan dapat diartikan sebagai gambaran kita
terhadap diri sendiri atau pikiran kita tentang pandangan orang lain terhadap
diri. Dengan pengertian tersebut maka akan mengajak kita untuk menjawab seluruh
pertanyaan yang sangat fundamental: kita ingin dipahami oleh masyarakat sebagai
apa? Atau, citra apa yang kita inginkan bagi diri kita sendiri? Pertanyaan itu
menjadi fundamental karena pada dasarnya kitalah yang bertanggung jawab atas
citra diri kita. Kitalah yang bertanggung jawab atas kesalahpahaman orang lain
terhadap kita.
Dengan kata
lain, apa yang dipahami orang lain tentang kita sebenarnya dibentuk oleh
akumulasi sikap, perilaku, dan cara kita mengekspresikan diri. Kemunculan kita
ke publik, dalam bentuk apapun, melalui suatu proses waktu. Secara
perlahan-lahan akan membentuk “kesan atau imej” tertentu dalam benak publik.
Apa yang mereka lihat, apa yang mereka dengar tentang kita, itulah yang menjadi
faktor pembentuk citra kita di benak mereka. Jadi, citra adalah kesan
imajinatif yang terbentuk dalam benak publik dalam rentang waktu tertentu dan
terbentuk oleh keseluruhan informasi tentang diri kita yang sampai ke publik.
(Matta, 2002: 177)
Sebetulnya
citra sangat ditentukan oleh kinerja. Dan kinerja sangat tergantung pada
kompetensi atau kapasitas internal yang dimiliki. Jadi, untuk membangun citra
pustakawan yang baik hal pertama yang harus dilakukan adalah memperbaiki
kinerja kita.
Kinerja mengacu
pada total produktivitas kita atau gambaran tentang portofolio kita sebagai
pustakawan. Jika misalnya kita mendapatkan kesempatan untuk mengelola
perpustakaan Indonesia,
maka kinerja kita akan terlihat pada pertambahan nilai akhir dari
seluruh indikator makro kesuksesan pengelola perpustakaan. Mulai dari indikator
ekonomi hingga indikator budaya.
Kinerja kita
katakanlah sebagai agen perubah sebenarnya sangat ditentukan oleh kapasitas
total yang kita miliki. Apabila kinerja dipersamakan dengan kemampuan total
produksi, maka kapasitas adalah total kemampuan produksi. Jadi, untuk
memperbaiki kinerja meningkatkan kapasitas adalah menjadi keniscayaan. Kalau
memiliki kapasitas yang tinggi, maka dengan sendirinya kinerja kita juga akan
meningkat. Sehingga, apa yang kita perlukan kemudian adalah sebuah keterampilan
teknis untuk membahasakan kinerja kita kepada orang lain bahwa kita layak
dijadikan alternatif solusi bagi permasalahan bangsa kita.
secara umum
kita dapat mengatakan yang diperlukan untuk membangun citra adalah kompetensi
kepakaran kita yang dibentuk oleh dua hal yaitu hard skill dan soft
skill. Yang pertama lebih bersifat scientific achievement, sedangkan
yang kedua bersifat psychological achievement. Yang pertama bekenaan
dengan penguasaan teknis dan detail bidang kepustakawanan dan keperpustakaan,
yang kedua berkaitan dengan kemampuan berpikir strategis sebagai perumus
kebijakan, wawasan masa depan (forward looking), dan kemampuan perencanaan
strategis, kemampuan manajerial, kemampuan komunikasi publik, dan lainnya.
Bersamaan
dengan berkembangnya kompetensi melalui pengembangan kapasitas internal secara
berkesinambungan, maka kinerja kita akan meningkat. Dengan cara itu pula kita
merebut kepercayaan publik.
Dengan
kepercayaan publik yang ada, otomatis citra perpustakaan menjadi naik dan
penghargaan terhadap pustakawan semakin meningkat pula.
http://pemasaran.wikispaces.com/file/view/PERAN+PUSTAKAWAN+DALAM+PEMBENTUKAN+CITRA+PERPUSTAKAAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar