1. Manusia purba : batu-batuan, lempengan tanah liat, papyrus (rumput), daun lontar, parkamen, vellum ( kulit binatang)
2. Sumeria dan Babylonia
–Perpustakaan kerajaan ( rekening, jaudal kegiatan, IP )
–Lempengan tanah liat ( pictograph -> cuneiform)
–Raja Ashurbanipal dari Assyria ( 668-626 SM) – ibukota Nineveh
–Sistem subyek dan tanda pengenal pada tempat penyimpanan
–Terbuka untuk anggota kerajaan
3. Mesir
–Rumput papirus
–Kuil karena hanya pendeta yang mengerti tulisan hieroglyph ( pengumuman resmi, agama, filsafat, sejarah, IP)
–Raja Khufu, Khafre, Rameses II (1200 SM)
4. Yunani
–Perpustakaan raja Rameses II : Sekitar 20.000 buku
–Cikal bakal alphabet
–Perpustakaan berkembang di masa Raja Pericles ( 5 SM)
–Aristoteles orang I -> pustakawan
–Alexander Agung ->
•Perpustakaan I : Alexandria – Mesir : 200.000 > 700.000 gulungan papyrus ( pustakawan : ilmuwan ulung)
• Pergamun di Asia Kecil : 100.000 gulungan papyrus, parchmen/parkamen
5. Roma
–Perpustakaan pribadi -> untuk umum
–Codex ( kumpulan parkamen)
–Roma jatuh -> tinggal perpustakaan biara
6. Byzantium
–Perpustakaan kerajaan, perpustakaan gereja
7. Arab: ( penyebaran agama islam)
–Baghdad : perpustakaan mesjid dan lembaga pendidikan
–Kota Shiraz : katalog berdasarkan tempat
8. Renaissance
–Perpustakaan biara dan universitas
Sejarah perpustakaan di Indonesia 1
9. Zaman kerajaan lokal
–Tidak jelas hanya berdasarkan asumsi (budaya lisan)
10. Zaman Hindia Belanda
–Perpustakaan tertua: perpustakaan gereja di Batavia thn 1624 -> perawat rumah sakit
•1778: perpustakaan khusus Bataviaasche Genootschap van Kunsten en Wetenschappen ( mengeluarkan katalog buku)
•Berubah menjadi Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen
•1950-> Lembaga Kebudayaan Indonesia
•1962 -> Perpustakaan Museum Pusat -> Museum Nasional
•1980 -> Pusat Pembinaan Perpustakaan
•1989 -> Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
–Perpustakaan khusus lain ( perkebunan dsb.)
–Perpustakaan rakyat : volksbibliotheek -> murid, guru , rakyat setempat
–1910: OPENBARE LEESZALEN ( swasta/gereja katolik) : ruang baca umum, cuman-cuma
–Perpustakaan sekolah tinggi: Stovia, Teechnische hoogeschool, Bandung dll
–Huurbibliotheek : perpustakaan sewa
Perpustakaan kraton Mangkunegoro, perpustakaan Radyo Pustoko: naskah kuno, baca ditempat.
11. Zaman Jepang
–Perpustakaan sekolah dan perpustakaan umum ditutup
12. Zaman Republik Indonesia
–Perpustakaan perguruan tinggi mendapat perhatian dari Dikti -> Satgas Pengembangan Perpustakaan Perguruan Tinggi
–Library Automation
–Digital Library
Referensi:
Arlinah i.r
arlinah@petra.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar