AYAT-AYAT AL QURA’AN DAN HADITS NABI SAW TENTANG PERPUSTAKAAN
1. Memelihara koleksi perpustakaan sama hal nya dengan oarang-orang
terdahulu memelihara Kitab-kitab Allah, sebagaimana dijelaskan dalam ayat Al
Quraan di bawah ini:
!$¯RÎ) $uZø9tRr& sp1uöqG9$# $pkÏù Wèd ÖqçRur 4 ãNä3øts $pkÍ5 cqÎ;¨Y9$# tûïÏ%©!$# (#qßJn=ór& tûïÏ%©#Ï9 (#rß$yd tbqÏY»/§9$#ur â$t6ômF{$#ur $yJÎ/ (#qÝàÏÿósçGó$# `ÏB É=»tFÏ. «!$# (#qçR%2ur Ïmøn=tã uä!#ypkà 4 xsù (#âqt±÷s? }¨$¨Y9$# Èböqt±÷z$#ur wur (#rçtIô±n@ ÓÉL»t$t«Î/ $YYyJrO WxÎ=s% 4 `tBur óO©9 Oä3øts !$yJÎ/ tAtRr& ª!$# y7Í´¯»s9'ré'sù ãNèd tbrãÏÿ»s3ø9$# ÇÍÍÈ
44. Sesungguhnya Kami telah
menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi),
yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang
menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta
mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara Kitab-Kitab Allah dan
mereka menjadi saksi terhadapnya. karena itu janganlah kamu takut kepada
manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku
dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang
diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. ( QS:Al Maidah: 44)
2.
Perpustakaan memberikan kebutuhan informasi pemakai,
karena perpustakaan menyediakan koleksi yang berisi bahan-bahan rujukan,
memberikan pengajaran dan ilmu pengetahuan serta tempat belajar sumber hidup. Sebagaimana
yang dijelaskan dalam ayat Al Quran di bawah ini:
.....4 tAtRr&ur ª!$# øn=tã |=»tGÅ3ø9$# spyJõ3Ïtø:$#ur yJ©=tãur $tB öNs9 `ä3s? ãNn=÷ès? 4 c%x.ur ã@ôÒsù «!$# y7øn=tã $VJÏàtã ÇÊÊÌÈ
113. .....dan (juga karena) Allah
telah menurunkan kitab dan Hikmah kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu apa
yang belum kamu ketahui. dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu. (Qs: An
Nissa: 113)
3.
Permulaan turunnya wahyu, Allah memerintahkan Rasul
agar mampu membaca. Sebagai sumber informasi, maka perpustakaan berperan
penting dalam meningkatkan minat baca dan mewajibkan membaca. Karena membaca
adalah tempat belajar sumber hidup.
Hadis riwayat Aisyah ra., istri Nabi saw. ia
berkata:
Wahyu pertama yang
diterima Rasulullah adalah mimpi yang benar. Setiap kali beliau bermimpi, mimpi
itu datang bagaikan terangnya Subuh. Kemudian beliau sering menyendiri.
Biasanya beliau menyepi di gua Hira'. Di sana, beliau beribadah beberapa malam,
sebelum kembali kepada keluarganya (istrinya) dan mempersiapkan bekal untuk
itu. Kemudian beliau pulang ke Khadijah, mengambil bekal lagi untuk beberapa
malam. Hal itu terus beliau lakukan sampai tiba-tiba wahyu datang ketika beliau
sedang berada di gua Hira'. Malaikat (Jibril as.) datang dan berkata: Bacalah.
Beliau menjawab: Aku tidak dapat membaca Rasulullah saw. bersabda: Malaikat itu
menarik dan mendekapku, hingga aku merasa kepayahan. Lalu ia melepaskanku
seraya berkata: Bacalah. Aku menjawab: Aku tidak dapat membaca. Dia menarik dan
mendekapku lagi, hingga aku merasa kepayahan. Kemudian ia melepaskan sambil
berkata: Bacalah. Aku menjawab: Aku tidak dapat membaca. Dan untuk yang ketiga
kalinya ia menarik dan mendekapku sehingga aku merasa kepayahan, lalu ia
melepaskanku dan berkata: Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang
Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah yang paling Pemurah, yang mengajarkan manusia dengan perantaraan
kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak ia ketahui. Rasulullah
saw. pulang membawa ayat tersebut dalam keadaan gemetar, hingga beliau masuk ke
rumah Khadijah seraya berkata: Selimuti aku, selimuti aku! Keluarganya pun
menyelimutinya, hingga gemetarnya hilang. Kemudian beliau berkata kepada
Khadijah: Hai Khadijah, apa yang telah terjadi denganku? Lalu beliau
menceritakan seluruh peristiwa. Beliau berkata: Aku benar-benar khawatir
terhadap diriku. Khadijah menghibur beliau: Jangan begitu, bergembirahlah. Demi
Allah, Allah tidak akan merendahkanmu selamanya. Demi Allah, sungguh engkau
telah menyambung tali persaudaraan, engkau jujur dalam berkata: engkau telah
memikul beban orang lain, engkau sering membantu keperluan orang tak punya,
menjamu tamu dan selalu membela kebenaran. Kemudian Khadijah mengajak beliau
menemui Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza, saudara misan Khadijah. Dia
adalah seorang penganut Kristen di masa Jahiliyah. Dia pandai menulis kitab
berbahasa Arab dan menerjemahkan kitab Injil ke bahasa Arab, sesuai dengan
kehendak Allah. Dia telah tua dan buta. Khadijah berkata kepadanya: Paman,
dengarkanlah cerita keponakanmu ini (Muhammad). Waraqah bin Naufal berkata: Hai
keponakanku, apa yang engkau alami? Rasulullah saw. menceritakan semua
peristiwa yang beliau alami. Mendengar penuturan itu, Waraqah berkata: Ini
adalah Namus (Jibril as.) yang dahulu datang kepada Musa as. Seandainya saja di
saat kenabianmu aku masih muda. Oh... seandainya saja aku masih hidup pada saat
engkau diusir oleh kaummu. Rasulullah saw. bertanya: Apakah mereka akan
mengusirku? Waraqah menjawab: Ya, setiap orang yang datang mengemban tugas
sepertimu pasti dimusuhi. Jika harimu itu sempat kualami, tentu aku akan
membelamu mati-matian. (Shahih Muslim No.231)
4.
HADITS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG PERINTAH UNTUK
MEMBACA DAN MENCARI ILMU PENGETAHUAN
Dari Abu Hurairah rodhiallohu ‘anhu, Nabi sholallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Barang siapa melepaskan seorang mukmin dari kesusahan hidup
di dunia, niscaya Alloh akan melepaskan darinya kesusahan di hari kiamat,
barang siapa memudahkan urusan (mukmin) yang sulit niscaya Alloh akan
memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Barang siapa menutup aib seorang muslim, maka Alloh akan menutup aibnya
di dunia dan akhirat. Alloh akan menolong seorang hamba, selama hamba itu
senantiasa menolong saudaranya. Barang siapa menempuh perjalanan untuk mencari
ilmu, maka Alloh akan memudahkan jalan baginya menuju surga. Tidaklah suatu
kaum berkumpul di salah satu rumah Alloh untuk membaca Kitabulloh dan mempelajarinya bersama-sama, melainkan akan turun kepada
mereka ketenteraman, rahmat Alloh akan menyelimuti mereka, dan Alloh memuji
mereka di hadapan (para malaikat) yang berada di sisi-Nya. Barang siapa amalnya
lambat, maka tidak akan disempurnakan oleh kemuliaan nasabnya.” (Hadits dengan
redaksi seperti ini diriwayatkan oleh Muslim)
HaditsWeb
disusun oleh Sofyan Efendi sejak tanggal 27 Maret 2006
Last Update :