Sabtu, 06 Juli 2013
contoh laporan KKN (kuliah kerja nyata) individu khusus jurusan ilmu perpustakaan dan informasi
PENGARUH PEMAHAMAN BAHAN BACAAN ISLAMI TERHADAP PEMBENTUKAN KAREKTER ANAK-ANAK TPA JAUHARUL ISLAM DI DESA PANTAI KEC. SP. PADANG KAB. OKI DALAM MENINGKATAN IMTAK.
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Mahasiswa IAIN Raden Fatah Palembang adalah suatu aktivitas perkuliahan sebagai
langkah pendidikan keterampilan keberagamaan yang dilaksanakan dalam bentuk
pengabdian pada masyarakat melalui kegiatan pendidikan pengalaman lapangan,
kajian sosial dan keagamaan serta pemberdayaan masyarakat, dengan desain
tertentu dilakukan dalam kurun waktu tertentu untuk mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditentukan.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa IAIN Raden Fatah Palembang angkatan
ke-61 berlokasi di kota OKI dan kabupaten SP. Padang dengan jumlah peserta KKN
415 mahasiswa yang terdiri dari Fakultas Tarbiyah yang berjumlah 240 orang,
Fakultas Adab Humaniora berjumlah 48 orang, Fakultas Dakwah dan Komunikasi
berjumlah 40 orang, Fakultas Ushuluddin dan pemikiran islam berjumlah 40 orang,
dan Fakultas syari’ah berjumlah 47 orang.
Berbagai permasalah di masyarakat merupakan bagian penting dari KKN yang
harus inventarisir dan diselesaikan. Mulai dari masalah kepemudaan, pendidikan,
agama dan kemasyarakatan. Semuanya menunggu perhatian ekstra dari mahasiswa.
Untuk itulah ilmu yang didapatkan secara teori dibangku kuliah menjadi penting
sebagai bahan praktek di lokasi KKN.
Salah satu bidang terpenting dalam pelaksanaan KKN adalah bidang
keagamaan dan pendidikan. Bidang keagamaan dan pendidikan memegang peranan
penting dalam melahirkan SDM yang berkualitas. Desa Pantai merupakan desa yang
tertua dari desa yang lain dan juga desa ini tidak mempunyai fasilitas gedung
sekolah maupun taman bacaan atau
perpustakaan yang mendukung kemajuan dan kelancaran pendidikan suatu daerah, akan
tetapi seluruh anak-anak di desa ini bersekolah di SDN. Rengaspitu yang
bertepatan di sebelah desa Pantai, di dalamnya terdapat lembaga pendidikan non
formal yang terdapat di Desa Pantai seperti TPA dan majelis taklim ibu-ibu.
Namun yang menjadi fokus
penelitian penulis di sini adalah pengaruh pemahaman bahan bacaan
islami terhadap pembentukan kareter anak-anak TPA Jauharul Islam di Desa Pantai Kec. SP. Padang, penelitian ini melalui
pengadaan kegiatan tambahan belajar
membaca dan memahami buku yang telah di baca khususnya buku-buku bacaan islami pada anak-anak TPA, seperti buku Tuntunan Sholat,
buku Do’a-do’a, juz Amma, iqro, kitab Alquran dan lainnya yang sangat berguna
dalam pembentukan karekter murid-murid TPA dalam rangka peningkatan Iman dan
Takwa
Setelah penulis melakukan
survey kelapangan dan berdasarkan data-data yang diperoleh oleh penulis dari
Ustadz yang mengajar anak-anak TPA yang ternyata masih banyak ditemukan
anak-anak TPA Jauharul Islam di Desa Pantai yang belum memahami peran penting
membaca bahan bacaan islami dan minimnya penguasaan dan pemahaman dalam membaca
Alquran, sebenarnya dari pihak orang tua murid menginginkan agar anak-anaknya
bisa membaca Alquran dan berakhlak mulia. Hal ini disebabkan oleh beberapa
factor, salah satunya factor yang paling menonjol adalah kurangnya tenaga
pengajar yang benar-benar mampu mendidik anak-anak TPA dan faktor yang kedua
adalah kurangnya perhatian orang tua di rumah terhadap perkembangan karekter
anaknya dalam meningkatkan iman dan takwa.
Sesungguhnya masa kanak-kanak merupakan fase yang paling subur, paling
panjang, dan paling dominan bagi seorang murabbi (pendidik/
orang-tua) untuk menanamkan norma-norma yang mapan dan arahan yang bersih ke
dalam jiwa dan sepak terjang anak-anak didiknya. Berbagai kesempatan terbuka
lebar untuk sang murabbi dan semua potensi tersedia secara berlimpah dalam fase
ini dengan adanya fitrah yang bersih, masa kanak-kanak yang masih lugu,
kepolosan yang begitu jernih, kelembutan dan kelenturan jasmaninya, kalbu yang
masih belum tercemari, dan jiwa yang masih belum terkontaminasi.
Apabila masa ini dapat
dimanfaatkan oleh sang murabbi secara maksimal dengan sebaik-baiknya, tentu
harapan yang besar untuk berhasil akan mudah diraih pada masa mendatang,
sehingga kelak sang anak akan tumbuh menjadi seorang pemuda yang tahan dalam
menghadapi berbagai macam tantangan, beriman, kuat, kokoh, lagi tegar. Berangkat
dari realita ini, maka diperlukan satu wadah yang dapat membina dan mendidik
secara tepat untuk usia kanak-kanak, yaitu dengan mendirikan Taman Pendidikan
Al Qur’an (TPA) atau sejenisnya.
Untuk itu atas rekomindasi
dari warga desa Pantai, maka berdirilah Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA) Jauharul Islam desa pantai kec. Sp.
Padang kab OKI. Di harapkan dapat membangkitkan “minat belajar” anak-anak yang
lain dari beberapa dusun sekitar yang pada akhirnya mendapatkan respon positif
dari para orang tua wali yang kemudian tergerak untuk menitipkan para
putra-putrinya belajar di TPA/ Pengajian Anak-anak Jauharul Islam. Selain itu, metode yang digunakan oleh guru TPA
yang umumnya masih menggunakan metode pengajian Alquran yaitu anak-anak TPA
membaca Alquran satu-persatu sedangkan gurunya menyimak, setelah semuanya sudah
membaca Alquan, kemudian anak-anak TPA disuruh berdoa dan langsung pulang
kerumah. Hal ini mengakibatkan materi
yang disampaikan kurang lengkap dan tidak komprehensif. Metode yang digunakan
menurut pengamatan penulis terlalu monoton dan kurang adanya variasi
dalam proses pengajian dari isi
Alquran. Serta media ataupun sumber belajar yang dipakai oleh guru
tersebut juga masih terbatas ataupun minim. Berdasarkan hal diatas, penulis
tertarik untuk mengangkat permasalahan seputar pengajian Alquran yaitu dengan judul PENGARUH PEMAHAMAN BAHAN BACAAN ISLAMI TERHADAP PEMBENTUKAN KAREKTER ANAK-ANAK
TPA JAUHARUL ISLAM DI DESA PANTAI KEC. SP. PADANG KAB. OKI DALAM MENINGKATAN IMTAK.
B.
RUMUSAN MASALAH
Dari pemaparan latar belakang masalah tersebut, maka dapat disimpulkan
rumusan masalah yang akan dibahas, yaitu sebagai berikut :
- Bagaimana pengaruh pemahaman bahan bacaan islami terhadap pembentukan karekter anak-anak TPA Jauharul Islam di Desa Pantai SP. Padang Kab. OKI dalam meningkatkan IMTAK?
- Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi dalam memahami bahan bacaan islami anak-anak TPA Desa Pantai Kec. SP. Pandang ?
C.
TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
- Untuk meningkatkan minat baca anak-anak TPA Jauharul Islam di Desa Pantai SP. Padang Kab. OKI khususnya bahan bacaan islami.
- Untuk menganalisa factor-faktor yang mempengaruhi dalam membaca buku bacaan islami, Untuk mengetahui penyebab rendahnya hasil belajar anak-anak TPA Jauharul Islam di Desa Pantai SP. Padang Kab. OKI dalam meningkatkan iman dan takwa.
D.
PELAKSANAAN PENELITIAN
Adapun pelaksanaan penelitian ataupun kegiatan pengajian Alquran anak-anak TPA Jauharul Islam ini
secara keseluruhan dilakukan setelah anak-anak pulang sekolah.
Pelaksanaan penelitian ini dimulai 11 februari 2013. tepatnya pada hari Senin,
Selasa, Rabu dan Kamis mulai dari pukul 14.00 – 15.30 WIB. Dalam kesempatan ini, penulis juga bertindak sebagai
tenaga pengajar/pendidik dan
sekaligus peneliti dalam berlangsungnya kegiatan pengajian anak-anak TPA Jauharul Islam di Desa
Pantai SP. Padang Kab. OKI ini.
BAB II
PROFIL
TAMAN PENDIDIKAN ALQURAN (TPA)
JAUHARUL ISLAM
A.
SEJARAH SINGKAT TAMAN PENDIDIKAN ALQURAN
(TPA) JAUHARUL ISLAM
Awal
berdirinya TPA Jaharul Islam yang terletak di desa Pantai Kec. Sp. Padang, kab.
OKI yaitu karena adanya rasa kprihatinan dari seorang guru SD Rengas Pitu, kec
Sp Padang yang bernama ibu juati terhhadap murid-murid sekolahnya, khususnya
yang berasal dari desa pantai diman beliau bertemapat tinggal. Murid-murid
tersebut secara garis besar belum bisa membaca alquran, sehingga pada tahun
2004 ibu juati berinisiatif membuka program belajar tambahan membaca alquran di
SD Rengas Pitu yang letaknya berseblahan dengan desa pantai.
Pada
waktu itu peserta didik ibu juati berjumlah kurang lebih 50 orang yang
merupakan gabungan dari anak-ana Rengas Pitu dan desa Pantai. Proses belajar
tambahan ini beliau lakukan pada siang hari, yaitu setelah jam sekolah si SD
rengas Pitu selasai.
Seiring
berjalannya waktu, program belajar Alquran yang dibuka oleh ibu juati ini
mendapt dukungan dari berbagai pihak, sehingga didonatori oleh seorang ustdz
bernama Yaman yang bertemapt tinggal di desa Belati yang bejarak satu desa
dengan desa Pantai. Disamping itu juga, kegiatan ini juga mendapt dukungan dari
ustadz alpian yang bersal dari desa Serdang Menang yang terletak bersebrangan
dengan desa pantai. Ustadz alpian merupakan koordinator dari seluruh TPA
kecamatan SP. Padang.
Dengan
adanya dukungan ini hingga akhirnya program belajar alquran yang dulunya bisa
dibilang sebagai program belajar tambahan untuk anak-anak SD Rengas Pitu
sekarang pusat kegiatan belajar alquran untuk anak-anak desa Pantai. Untuk saat
ini jumlah anak didik TPA Jauharul Islam seluruhnya berjumlah 36 orang, 20
orang perempuan dan 16 orang laki-laki, 14 orang diantara mereka sudah belajar
alquran dan 22 orang sisanya masih belajar Iqro’.
Karena
di desa pantai tidak ada psat pendidikan sama sekali, sehingga pada tahun 2010
TPA Jauharul Islam mendapat bantuan dari bupati ogan komering ilir berupa
pembangunan gedung TPA ini berlokasi di belakang desa, yang tanah tempat
pembangunannya merupakan wakap dari bapak Nur yaitu Kakek dari kades sekarang
ini. Kegiatan belajar-mengajar TPA Jauharul Islam dipindahakanke gedung baru
tersebut. Sehingga dibentuklah struktur kepengurusan dan ditambahakan dua
tenaga pengajar untuk membantu ibu Juati mengajari peserta didik TPA Jauharul
Islam yang diambil dari warga desa Pantai sendiri.
B.
STRUKTUR ORGANISASI TAMAN PENDIDIKAN ALQURAN (TPA) JAUHARUL
ISLAM
Kepala unit
TPA Jauharul Islam
JUATI
|
WAKIL KEPALA unit TPA
MUSTATIROH
|
BENDAHARA
TPA Jauharul Islam
NURHASANAH
|
SEKERTARIS
TPA Jauharul Islam
DETTY
|
SEKSI PENGAJAR
1. USTAZAH JUATI
2. USTAZAH
MUSTATIROH
3. USTAZAH DETTY
|
SEKERTARIS HUMAS
1. ILHAM
2. NURHAYATI
|
PENGURUS TPA
1.
LENI
2. LASMI
|
C.
TUGAS DAN FUNGSI
Secara umum
tujuan Taman Pendidikan Al Qur’an adalah untuk menciptakan generasi muda yang
beriman , berakhlak mulia, cerdas dan mandiri.
Secara khusus
tujuan Taman Pendidikan Al Qur’an adalah untuk mengembangkan potensi yang
berkaitan dengan:
- Memberikan wadah pendidikan yang berbasis Islam, khususnya pendidikan Al Qur’an untuk warga dusun Pantai dan sekitarnya.
- Pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan sehingga tercapai tujuan pembelajaran seperti tersebut di atas
- Pengembangan pendidikan anak seutuhnya (PAS) sesuai bakat, minat dan kemampuan karakteristik anak
- Pendidikan berbasis masyarakat (community based education)
- Sumber inovasi dan informasi (agent of change and center of innovation).
Sedangkan
fungsi dari Taman Pendidikan Al-Qur’an antara lain:
- Mengembangkan seluruh potensi anak sejak usia dini dalam rangka mewujudkan pendidikan anak seutuhnya sehingga nantinya terbangun generasi ideal masa depan yang beriman, berakhlak mulia, cerdas dan mandiri.
- Melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan serta mengemengembangkan life skills.
D.
PERPUSTAKAAN DAN KOLEKSI ISLAMI
Kepala unit TPA Jauharul Islam yaitu ibu JUATI mengatakan, mengenai koleksi buku islami yang ada di TPA Jauharul Islam desa Pantai, jumlah buku yang ada di lemari
perpustakaan mini ini hingga tahun 2011 – 2012 sangat sedikit mencapai 60 judul
dengan 120 eksemplar. Semua itu dihitung dari keseluruhan koleksi yang ada di
lemari perpustakaan mini tersebut,
diantaranya: koleksi Alquran dan hadits, koleksi cerita anak-anak seperti;
certita 25 nabi n lagu-lagu islami, koleksi keterampilan, koleksi pelajaran
Agama, koleksi pelajaran umum, karya tulis, klipping. Bentuk koleksi yang ada di perkirakan
40 % merupakan koleksi nonfiksi.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
KONSEP DASAR KEGIATAN PENGAJIAN ALQURAN ANAK-ANAK TAMAN
PENDIDIKAN ALQURAN
1.
Konsep Taman Pendidikan
Alquran
Taman pendidikan alquran
menurut aan karunia (2005:1) yaitu suatu lembaga/ sekolah yang berupaya
mendidik anak usia 7-12 tahun, supaya santri dapat membaca, menulis, memahami
dan mengamalkan alquran.
Hakikat taman pendidikan
alquran adalah upaya membantu mengembangkan potensi anak didik secara optimal
kearah pembentukan sikap, pengetahuan dan keterampilan keagamaan melalui
pendekatan yang disesuaikan dengan lingkunagan dan taraf perkembangan anak
berdasarkan tuntunan alquran dan sunnah rasul melalui program pendidikan yang
berkelanjutan.
Taman pendidikan alquran
menurut tim penelitian dan pengembangan LIQA (2007: 4) bahwa taman pendidikan
alquran merupakan lembaga pendidikan bagi anak untuk melatih kecerdasan
berpikir (IQ), kecerdasan emosi (SQ), kecerdasan ekonomi (EQ), dan kecerdasan
sosial (SQ). Taman pendidikan Alquran adalah bagian dari PEMMMAS (pemberdayaan
masjid Masyarakat) yang di dalamnya tercakup majelis taklim pengajian dan TPA.
Dari bebrapa pendapat diatas,
dapat dijelaskan bahwa taman pendidikan alquran merupakan sebagai lembaga
pendidikan islam yang berupaya dalam membelajarkan anak/santri agar dapat
membaca, menulis, memahami dan mengamalkan alquran minimal mampu melaksanakan
ibadah sehari-hari dalam bentuk bisa dan biasa sholat membaca doa-doa harian,
memiliki keterampilan dalam pengatahuan umum serta ilmu pengetahuan teknologi.
2. Tujuan Taman
Pendidikan Alquran (Tpa)
Menurut tim peneliti dan
pengembangan pendidikan LIQA (2004:3), pada awalnya pendirian tman pendidian
alquran merupakan pengajian yang dimodernisir dengan tujuan agar:
a. Anak-anak lebih
serius kalau belajar di TPA dibandingkan dengan pengajian malam
b. Anak-anak lebih cepat
bisa membaca dan menulis alquran
c. Tempat pengajian
tidak saja berpusat di masjid, tetapi menebar di berbagai tempat sehingga dimana-mana
terdapat sekumpulan anak-anak yang mau mempelajari alquran.
Adapun tujuan taman pendidikan
alquran menurut lim abdul karim (2005:5) sebagai berikut:
a. Tujuan
insttitusional, sebagai sebuah institusi TPA mempunyai tujuan untuk
menghasilkan anak didik yang sholeh yang memiliki perkembangan yang optimal di
bidang fikir (kognitif), di bidang ziklir (sikap, efektif) dan amal
(keterampilan keagamaan, psikomotor) atau menghasilkan anak didik yang memiliki
kepribadian integratif.
b. Tujuan kurikuler
Inti dari proses pendidikan, maka tujuan institusional TPS harus dijabarkan
menjadi rumusan tujuan kurikuler:
·
Santri memiliki sikap mengagumi dan mencintai
alquran sebagai bacaan istemewa dan pedoman utama.
·
Santri mampu membaca alquran dengan lancar dan
fasih serta memahami hukum-hukum bacaannya berdasarkan kaidah ilmu tajwid.
·
Santri bisa dan biasa melaksanakan sholat lima
watu dengan tata cara yang benar serta menyadari sebagai kewajiban sehari-hari.
·
Santri hafal sejumlah surat pendek, ayat pilihan
dan doa harian
·
Santri menguasai dasar-dasar kaidah penulisan
huruf Arab dengan benar.
3. Target Taman
Pendidikan Alquran (Tpa)
Dalam buku ringkasan pedoman
tka-tpa, menurut budiyanto (2003:4) ada beberapa target di dalam pembellajaran
taman pendidian alquran yang harus tercapai. Target tersebut dibedakan menjadi
dua yaitu target pokok (yang harus tercapai) dan target penunjang (yang
diharapkan bisa tercapai). Target pokoknya ada dua, yaitu santri:
a. Mampu gemar membaca
alquran
b. Mampu dan rajin
melakanakan sholat fardhu
Seddangkan target
penunjangnya, satri:
a. Hafal seluruh bacaan
sholat
b. Haffal 12 doa
sehari-hari
c. Hafal 12 surat pendek
d. Hafal enam kelompok
ayat pilihan
e. Mampu menulis
(menyalin) ayat alquran
f. Mengetahui
dasar-dasar agama (aqidah akhlak)
4. Struktur
Organisasi
Dalam buku ringkasan pedoman
tka-tpa, menurut budiyanto (2003:7) struktur organisasi bersifat luwes dan
kondisional dalam taman pendidikan alquran minimal ada direktur/kepala tpa, sekretaris
(TU), bendahara dan wali kelas.
5. Materi Pelajaran
Dalam buku ringkasan pedoman
tka-tpa, menurut budiyanto (2003:5) materi pelajaran dalam taman pendidikan
alquran dibedakan menjadi beberapa materi pelajaran yaitu materi pokok dan
materi penunjang. Materi pokok yaitu: “Belajar membaca alquran (dengan buu
iqro), Membaca buku-buku islami dan mempelajarinya dan Sholat berjamaah”.
B.
Konsep bahan bacaan islami
dalam
1.
Definisi
Buku Dan Media Bacaan
Berdasarkan tinjauan pustaka dari Mayke
S. Tedjasaputra dalam bukunya yang berjudul Bermain, Mainan, dan Permainan untuk Pendidikan Usia Dini (2001, p65), ada 3
media massa yang dapat dijadikan bahan bacaan untuk anak, yaitu buku, surat
kabar, dan majalah. Yang
paling digemari oleh anak-anak adalah media buku, sedangkan surat kabar menempati urutan yang terakhir. Anak-anak
pada umumnya menyukai
buku dalam ukuran yang kecil sehingga mudah digunakan atau dibawa.
Selain mengharuskan pembelajaran kecerdasaan berfikir sedini mungkin,
kebanyakan masyarakat menuntut pendidikan spritual yang diutamakan, karena
dengan pendidikan spritual atau keagamaan itu akan mampu menjadian karekter
anak-anak bangsa yang baik, beriman, bertakwa dan berbudi yang luhur. Untuk itu
diperlukan bahan bacaan islami atau buku-buku islam dalam hal ini pada
anak-anak TPA Jauharul Islam yang dapat mendukung terlaksananya peningkatan
mutu karekter spritual anak-anak bangsa tersebut.
2.
Psikologi Anak
Anak-anak, khususnya pada
usia 5 sampai 7 tahun memiliki dunianya sendiri. Mereka erat dengan masa bermain. Mereka juga mempunyai kepribadian yang khas, yang tidak sama dengan kepribadian orang dewasa
sehingga dapat dikatakan bahwa mereka (anak-anak) hidup dalam dunia yang penuh
khayalan. Pemikiran dan daya tanggapnya masih terbatas dan belum mampu
berbahasa panjang lebar dan menikmati keindahan berbahasa itu sendiri (Hardjana
HP, 2006, p26-27). Tak lepas dari anak-anak, mainan menjadi
kebutuhan penting dalam masa pertumbuhannya.
Stevanne Auerbach dalam buku Smart Play Smart Toy, 2007, membedakan cirri psikologis
dan kebutuhan mainan menurut kelompok umur dari anak itu sendiri, yaitu
kelompok Bayi (umur 6 bulan pertama sampai 1 tahun), kelompok Balita ( umur 1
sampai 3 tahun), kelompok Prasekolah (umur 3 sampai 5 tahun), kelompok AnakSekolah
Dasar (umur 6 sampai 8 tahun), dan kelompok Anak yang Lebih Tua (umur 9 sampai
12 tahun). Sesuai dengan
target demografi, yaitu anak-anak berusia 5 sampai 7 tahun, maka di bawah ini
dijabarkan ciri-ciri psikologis yang meliputi fisik, emosi, dan mental.
* Fisik Umur 5 tahun
:
-Gesit
-Tenang dengan kemampuan motoris
terkontrol
-Mengenal warna-warna primer
-Menghitung dengan tangan (antara dua
dan lima)
-Pertumbuhan anak perempuan sekitar
satu tahun lebih maju daripada laki-laki.
* Umur 6 tahun :
-Aktif dan ribut
-Pertumbuhan fisik melambat
-Gigi permanen mulai muncul
* Umur 7 tahun :
-Berminat dalam pengembangan beragam
kemampuan motoris
-Menunjukkan luapan perilaku aktif
yang tiba-tiba dalam beberapa Tugas Emosi
* Umur 5 tahun :
-Bertanya-tanya tentang dirinya dan
orang lain
-Saat berusia 4 tahun terbata-bata
dalam berbicara, usia 5 tahun dapat berhenti setelah menyelesaikan suatu pemikiran
-Menemukan bahwa dunia riil cukup
memberi kesenangan baru, karena telah mengetahui apa yang
merupakan fantasi dan apa yang bukan Umur 6 tahun :
-Tidak jelas (ambivalen)
-Menangkap ide tentang baik dan buruk
-Kesulitan dalam membuat keputusan
Umur 7 tahun :
-Kurang percaya diri
-Lebih serius dan bijaksana mengenai
kehidupan
-Tidak suka kalah dalam permainan
Mental
* Umur 5 tahun :
-Belajar bahasa dengan cepat
-Mampu berkomunikasi dan menjelaskan
tentang perasaan dan ide
-Kosakata mencapai 2.000 kata yang
digunakan dengan baik
-Responsif pada ide baru dan penuh
imajinasi
-Dapat memisahkan kenyataan dari
khayalan
* Umur 6 tahun :
-Mengetahui nama-nama hari dalam
seminggu
-Mengetahui yang kiri dan yang kanan
-Menghitung angka sampai 10, be
rdasarkan pengelompokkan objek
-Kosakata melebihi 2.000
kata saat duduk di kelas satu
* Umur 7 tahun :
-Berusaha keras untuk sempurna
-Mulai mengontrol ukuran dan
keseragaman huruf
-Mengalami perkembangan visual lebih
lanjut
Keahlian Membaca (khusus untuk umur 7
tahun)
* Umur 7 tahun :
-Membaca secara mekanis
-Menghilangkan atau menambahkan
kata-kata yang sudah akrab atau sederhana
-Dapat menerjemahkan cerita tanpa
mengetahui arti semua kata
-Ragu dengan atau menebak kata-kata
baru
-Mulai kritis pada bahan bacaan
-Menikmati dongeng Dari tonggak
perkembangan di atas, maka dapat diketahuibahwa masa-masa prasekolah (anak-anak berumur 5 sampai 7
tahun) memiliki daya imajinasi yang cepat berkembang dan dapat digunakan sebagai acuan dalam target
psikografi buku ini sebagai
target
BAB III
PENUTUP
A. HASIL PENELITIAN
Dari penelitian yang penulis lakukan dalam proses pengadaan ataupun penyelenggaraan
kegiatan pengajian tpa ini,
penulis menemukan penyebeb minimnya minat
belajar anak-anak dan penyebab kurangnya minat anak untuk belajar membaca Alquran dan pemahaman tentang
bahan islami, yaitu meliputi beberapa factor-faktor berikut dibawah ini:
1.
Minim kuantitas guru. Hal ini
terjadi karena masih sedikitnya jumlah guru ataupun tenaga pengajar di TPA Jauharul
Islam desa Pantai kecamatan SP. Padang.
2.
metode yang digunakan terlalu
monoton, metode yang biasa digunakan adalah metode ceramah. Hal ini disebab
oleh kurang mampunya guru ataupun tenaga pengajar di TPA Jauharul Islam Desa
Pantai Kecamatan SP. Padang memilih dan menentukan metode yang cocok dan
bervariasi yang disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan.
3.
Minimnya sumber ataupun media
belajar siswa di TPA Jauharul Islam Desa Pantai Kecamatan SP. Padang, seperti masih sedikitnya siswa yang
memiliki buku paket dan cenderung hanya mengandalkan LKS (Lembar Kegiatan
Siswa).
B. KESIMPULAN
TPA
Jauharul Islam Desa Pantai adalah lembaga pendidikan Non formal yang sudah lama berdiri yang
telah memberikan konstribusi terhadap perkembangan pengetahuan pendidikan baik
pendidikan akhlaq, moral, maupun pendidikan umum bagi masyarakat di Kecamatan
Sirah Pulau Padang Kabupaten OKI (Ogan Komering Ilir) dan telah banyak
menciptakan SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkompeten dan mampu bersaing baik
dengan Penidikan formal yang
ada di Sumatera Selatan ini khususnya. Dalam
hal ini penulis menyimpulkan, kurangnya tambahan belajar pada TPA Jauharul Islam.
Pantai khususnya membaca Alquran dan
pemahaman bahan bacaan islami dapat mengurangi minat belajar siswa
terhadap pelajaran tersebut.
Namun sejauh ini permasalahan tersebut masih dapat teratasi, walau dengan
cara-cara yang sederhana sebagaimana kebijakan Kepala Desa dan warga setempat.
Langganan:
Postingan (Atom)