Facebook Gue

Senin, 27 Februari 2012


PARTNERTSHIP IN LIBRARIANSHIP
Strategi Pengembangan dan Pemasaran Perpustakaan


O
L
E
H
:
Mustamir Arifin (09422017)




Dosen pembimbing:

Dra. Nirmala 


JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN
 FAKULTAS ADAB
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2011 
A.                Pendahuluan
Perpustakaan yang ideal adalah perpustakaan yang memenuhi pedoman-pedoman yang telah ditentukan, diantaranya lokasi, tata ruang, administrasi, pelayanan terhadap anggotanya dan koleksi-koleksi buku-buku perpustakaan. Suatu perpustakaan dikatakan ideal apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1.      Berani memantapkan keberadaan lembaga perpustakaan sesuai dengan jenisnya.
2.      Selalu meningkatkan mutu melaui pelatihan-pelatihan bagi tenaga pustakawan.
3.      Melakukan promosi dan menyelenggarakan jaringan kerja sama baik dalam maupun luar negeri.
4.      Melakukan upaya-upaya pengembangan dan pembinaan perpustakaan terus-menerus dari segi menejemen dan teknis operasional.

Untuk saat sekarang, perpustakaan harus unjuk gigi dan berani tampil beda, tidak hanya konsentrasi pada pelayanan sirkulasi saja. Perpustakaan harus berani menampilkan beberapa terobosan-terobosan baru dalam upaya pengembangan dan pemasaran perpustakaan, diantaranya adalah dengan menyelanggarakan jaringan kerjasama atau kemitraan dalam keperpustakawanan, seperti dijelaskan diatas sebagai syarat suatu perpustakaan yang ideal.  Perpustakaan dan pustakawan harus mempunyai agenda, hendak kemana dan bagaimana perpustakaan dan pustakawan melangkah.
Untuk saat sekarang yang perlu diperhatikan oleh perpustakaan adalah peluang untuk perubahan baik pustakawan maupun perpustakaan. Perluasaan cakrawala keperpustakaan baik mengenai fungsi, misalnya seperti fungsi sirkulasi yang dulu hanya sebagai peminjaman dan pengembalian saja, untuk saat sekarang fungsinya bisa lebih diperluas lagi, yaitu bisa difungsikan sebagai tempat diskusi, café (sangat strategis bagi yang memerlukaan makan dan kantin jauh, sedangkan dia harus kembali melanjutkan aktifitas diperpustakaan), internet dan lain sebagainya. Perluasan dalam perpustakaan lainnya adalah  penggunaan Tehnologi Informasi, akses data melaui internet, web dan lain sebagainya.  Hal ini bukan hanya perluasan cakrawala untuk perpustakaan, tapi untuk pustakawan juga, misalnya pustakawan dilatih dalam penggunaan Tehnologi Informasi sehingga bisa memberikan layanan secara maksimal. Pemberdayaan leadership, misalnya dengan pelatihan dan mengundang pembicara dari luar yang kompeten dalam bidang perpustakaan. Juga perluasan dalam kerjasama, misalnya membentuk kemitraan dengan publisher, penulis buku, seniman dan  lain sebagainya.

B.                 Partnership in Librarianship

1. Pengertian
Partnership adalah perserikatan, persekutuan, kemitraan.[2] Sedangkan Partnertship in Librarianship  adalah kemitraan atau kerjasama keperpustakaan. Kerjasama ini bisa dilakukan antar perpustakaan ataupun dengan lembaga-lembaga  selain perpustakaan. Yang sudah sering dilakukan adalah kerjasama antar perpustakaan satu dengan perpustakaan lainnya, dan sebagai pengembangnnya suatu perpustakaan bisa bekerja sama dengan siapa saja, asalkan bisa saling memberikan kontribusi pasa masing-masing dan yang utama adalah bisa untuk mengembangkan sayap perpustakaan dalam beberapa hal, misalnya dianggap sebagai promosi dan pemasaran perpustakaan ataupun bisa memberikan incam bagi perpustakaan.
Dalam dunia bisnis, Kemitraan adalah salah satu cara yang paling cepat dan paling murah untuk mengembangkan strategi global. Kemitraan dan aliansi strategis global membuka kesempatan bagi setiap perusahaan untuk memperluas usaha secara global. Kekurangan modal atau tidak adanya keahlian bukan alasan untuk berdiam diri dinegara sendiri dan hanya berharap agar globalisasi ekonomi dunia tidak membahayakan posisi anda dipasar sendiri. Karena, berdiam diri dan berharap agar semua baik-baik saja merupakan awal masalah. Apabila kita sedang dalam posisi global atau mengalami globalisasi atau terdapat potensi untuk menjadi global, kita harus proaktif menerapkan strategi global kita sendiri atau kita akan ditinggalkan, disisihkan oleh pesaing yang akan mengalahkan kita.
Begitu pula dengan perpustakaan, apabila kita hanya berdiam diri dengan tidak mengikuti perkembangan- perkembangan yang ada, hanya menunggu pemustaka dating (ada pemustaka 0dating berarti ada pekerjaan dan tidak ada pemustaka berarti tidak ada kerja), maka perpustakaan akan jauh tertinggal dan ditinggalkan pemustaka. Pemustaka tentunya akan memilih perpustaakaan-perpustakaan yang lebih lengkap dan layak dan mempunyai gaung yang bagus, sehingga dapat memenuhi kebutuhan akan informasi masyarakat. Untuk itu perpustakaan dituntut dan harus proaktif setiap saat dengan melihat trend yang ada dan melihat perkembangan kebutuhan masyarakat.
Ada dua alasan dasar mengapa suatu perusahaan mengadakan kerjasama atau kemitraan. Alasan yang pertama adalah untuk mengatasi tantangan suatu memasuki dan memperluas usaha dalam lingkungan yang kompleks, penuh gejolak adan sering kali tidak dapat diramalkan. Kerjasama ini merupakan suatu cara untuk memperoleh ketrampilan, sumber daya, dan pengetahuan yang diperlukan untuk mengatasi itu semua,  dan kebiasaan lokal amat menentukan kesuksesan bisnis. Alasan yang kedua adalah kesempatan untuk meningkatkan kecepatan pengembalian modal, terutama bagi perusahaan kecil . Dengan membatasi modal untuk divisi-divisi investasi manifaktur, maka manajemen korporasi memaksa divisi-divisi untuk mengembangkan kemitraan kreatif dalam memproduksi barang pasokan untuk pasar yang sedang berkembang.[3]
Suatu kemitraan, kalau direncanakan dengan baik, dapat memberikan manfaat bagi sebuah perusahaan, terutama perusahaan kecil sampai menengah yang perlu mengembangkan landasan persaingannya. Manfaat itu dapat mencakup:

1.      Peningkatan akses pelanggan (dalam perpustakaan pemustaka).
2.      Pengembangan citra pasar dan kredibilitas berkat hubungan-hubungan yang sesuai dengan pemain-pemain yang telah berhasil.
3.      Akses tehnologi yang berharga.
4.      Akses modal yang dibutuhkan.
5.      Resiko yang ditanggung bersama dalam penelitian dan pengembangan investasi. Akses pengetahuan wiraswasta dalam sebuah industri tertentu.
6.      Penggunaan bersama infrastruktur umum, seperti manifakturing, distribusi atau pergudangan.
7.      Menghindari rintangan-rintangan politik dengan menyatukan perusahaan-perusahaan yang telah matang.

Suatu hal yang perlu dicoba dalam dunia perpustakaan dengan belajar dan melihat praktek dunia bisnis dan perusahaan, apabila suatu perpustakaan berfikir untuk maju dan berkembang. Hal ini juga bisa dikembangkan untuk pemasaran dan promosi perpustakaan karena  tidak menutup kemungkinan perpustakaan melangkah kedua bisnis.







3. Kemitraan dalam Keperpustakaan

a. Kerjasama antar perpustakaan

Kerjasama antar perpustakaan artinya kerjasama yang melibatkan dua perpustakaan atau lebih, baik antar perpustakaan didalam ataupun luar negeri. Kerja sama ini diperlukan karena tidak ada satu perpustakaan pun yang sempurna dalam kelengkapan koleksi. Faktor  yang mendorng adanya kerja sama ini adalah adanya peningkatan yang luar biasa dalam ilmu pengetahuan, meluasnya kegiatan pendidikan, adanya kemajuan tehnologi terutama tehnologi informasi, tuntutan masyarakat untuk memperoleh layanan informasi yang sama, dan kerja sama bisa menungkinkan penghematan fasilitas, biaya, tenaga dan waktu. Hal ini amat mendesak bagi Negara berkembang seperti Indonesia dengan keterbatasan dana bagi pengembangan perpustakaan.
Kerja sama ini bisa dalam hal kerja sama pengadaan, pemusatan pengadaan dan penyimpanan, kerja sama pertukaran dan redistribusi, kerja sama pengolahan, penyediaan fasilitas, peminjaman antar perpustakaan, kerja sama antar pustakawan, penyusunan katalog induk, dan kerjasama pemberian jasa informasi.

b. Kerjasama dengan publisher atau penerbit

      Perpustakaan bisa membangun kemitraan dengan penerbit misalnya dalam pemesanan buku-buku koleksi terbaru penerbit-penerbit tertentu untuk melengkapi koleksi diperpustakaan. Dalam hal ini perpustakaan bisa mendapatkan harga yang serendah mungkin dengan mendapat buku-buku yang berkualitas dan penerbitpun bisa mendapatkan keuntungan materi, juga keuntungan lainnya misalnya hasil terbitannya bisa dikenal dan dibaca oleh masyarakat luas. Apalagi kalau kerja sama ini dikembangkan lagi misalnya dengan membuat event-event, misalnya pameran buku, bedah buku, seminar atau pelatihan-pelatihan. Perpustakaan hanya menyediakan tempat dan untuk hal biaya materi penerbit yang menanggung, dan misalnya peserta di wajibkan untuk membeli buku yang dimaksud atau yang dibedah, maka keuntungan tersebut bisa dibagi utnuk perpustakaan dan penerbit itu sendiri.

c. Kerjasama dengan seniman atau artis

Perpustakaan bisa saja bermitra seniman atau artis, misalnya untuk diundang sebagai pembicara seminar Anti HIV dengan mengundang Duta artis Anti HIV, juga bisa mengundang Artis duta Baca Tantowi Yahya, untuk mengajak dan membangun budaya baca pada masyarakat dan lain-lain. Pepustakaan  juga bisa mengundang seniman dari ranah teater sebagai pembicara dalam  pelatihan teater yang diadakan perpustakaan dan lain sebagainya. Dalam hal ini, yang diperoleh perpustakaan, selain pengembangan dalam kegiatan, bisa berfungsi juga sebagai sarana promosi dan pemasaran, sehingga perpustakaan bisa lebih dikenal lagi oleh masyarakat.

d. Kerjasama dengan penulis buku

Penulis buku adalah orang yang sangat berkaitan dengan perpustakaan. Tanpa penulis, tidak ada buku-buku atau hasil karya yang dapat dikoleksi perpustakaan. Suatu perpustakaan mengoleksi hasil karya penulis, maka harus mengenal penulisnya juga, “tak kenal maka tak saying”. Kemitraan yang bisa dibangun perpustakaan dengan penulis buku misalnya adalah dengan mengadakan bedah buku hasil karyanya, seminar, dan lain-lain.  

e. Kerjasama dengan perusahaan-perusahaan

Tidak menutup kemungkinan, suatu perpustakaan bisa menjalin kemitraan dengan perusahaan-perusahaan, misalnya dalam event-event tertentu, contohnya perpustakaan mengadakan lomba jalan santai dengan di sponsori oleh peusahaan air mineral atau peusahaan susu. Bisa juga mengadakan lomba-lomba ilmu pengetahuan , seperti lompa pidata berbahasa inggris, lomba cerdas tangkas, lomba karya ilmiah dan lain-lain. Perpustakaan bisa bekerja sama dengan misalnya PT. Matahari, Indomaret, atau perusahaan-perusahaan lainnya, seperti  dengan menyediakan stand-stand ditempat lomba, tentu saja disekitar perpustakaan. Disini secar tidak langsung mereka juga melakukan promosi dengan dikenalnya produk mereka, begitu juga dengan perpustakaan.

f. Kerjasama dengan lembaga-lembaga, seperti LSM
Perpustakaan dan pustakawan bisa juga memperluas jaringan kemitraannya dengan lembaga-lembaga, seperti LSM. Contoh kerja sama yang bisa dilakukan adalah kerja sama dalam penelitian, memasyarakatkan budaya baca dan mengajak masyarakat untuk melek informasi, memberantas buta huruf bagi anak-naka putus sekolah dan lain sebagainya.

g. Kerjasama dengan mahasiswa, dosen dan fakultas
Dalam menentukan pengembangan koleksi, pustakawan bisa bekerja sama dengan mehasiswa, dosen dan fakultas, misalnya dengan melihat kebutuhan informasi dari komponen kampus tersebut. Adanya sebagian informasi yang online juga merupakan tantangan bagi perpustakaan dan pustakawan untuk dapat menciptakan alat manajemen yang online, pustakawan bisa meninta masyarakat kampus untuk mengkritisi  sumber-sumber elektronik, seperti E-Journal, E-Resources, E-Book, dan lain-lain.. Kolabolrasi antara perpustakaan dan masyarakat kampus dapat memberikan masukan sangat berharga bagi pustakawan dalam membuat keputusan pembelian sumber informasi yang terbaik.    

C.                 Kesimpulan
Untuk saat sekarang, dunia perpustakaan sedang mengalami suatu perubahan paradigma, dari pandangan yang dulu menuju kedunia modern. Sehingga perpustakaan dan pustakawan harus lebih berani melebarkan sayapnya untuk melangkah dengan melihat peluang-peluang yang ada. Karena tidak menutup kemungkinan perpustakaan dalam promosi dan pemasarannya merambah kedunia bisnis.
Dengan mengembangkan sayap kedunia kemitraan, maka secara tidak langsung perpustakaan belajar pemasaran dan bisnis, dengan mempelajari cara-cara bekerja sama, saling memberikan kontribusi dan bisa saling menguntungkan. Dalam kerja sama ini perpustakaan bisa melakukan promosi, pemasaran, dan juga pengembangan, baik koleksi maupun lainnya. Tentu saja tidak meninggalkan prinsip semula dari perpustakaan yang bersifat sosial, yaitu dengan memberikan pelayanan jasa informasi bagi masyarakat.







DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Sulistyo. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Cet-2, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993.
Albrecht, Karl. The Northbound Train. Terjemahan Sularno Ciptowardojo.Perjalanan Bisnis Kereta Senja, Menentukan Tujuan, Menetapkan Arah, Membentuk Nasib Perusahaan.  Jakarta: Halirang, 1996.

Keegan, Warren.  Manajemen Pemasaran Global, Edisi Bahasa Indonesia, Jilid 2. Terjemahan Alexander Sindoro. Jakarta: Perhallindo, 1996.

Alex MA, Kamus Ilmiah Populer Kontemporer. Surabaya: Karya Harapan, 2005.

Supriyanto, Wahyu  dan Muhsin, Ahmad. Tehnologi Informasi Perpustakaan, Strategi Perencanan Perpustakaan Digital. Yogyakarta: Kanisius, 2008.